Skip to main content

Posts

gloomy note.

 Padahal baru beberapa bulan lalu ngerasa udah damai dan bahagia, namun sekarang rasanya seperti kembali merasa chaos banget. Yang ada malah lebih linglung dari sebelumnya. Memang ya, happiness is temporary. But I believe, the sadness and suffering too. Kalau dirasa, sekarang berada di titik menjalani hidup hanya untuk sekedar bertahan hidup. Tidak ada desire atau ambisi tertentu. Mau ngerasa damai dan waras aja, struggle-nya sungguh masyallah wkwk. But do you ever feel tired of fighting? It's like there is nothing left to fight for. Just wanna keep silent and see what will happen . Seperti, semua hal akan sia-sia pada akhirnya. Akhir-akhir ini juga rasanya ingin menjaga jarak dengan orang-orang tertentu. Ingin membatasi diri. Butuh space untuk mengontrol diri, mengembalikan energi, dan menghilangkan kebisingan di kepala. Mungkin juga, untuk mengendalikan ekspektasi terhadap orang-orang. Karna kenyataan yang tidak sesuai ekspektasi sangat membuat kecewa. Terkadang bisa menyer...

22.00

 Sudah berapa banyak hal yang kamu fikirkan malam ini? Sudah berapa banyak hal yang kamu cemaskan dan mengganggumu malam ini? Semuanya menjadi makin sulit untuk kamu kendalikan. Bukankah kamu lelah dan ingin segera istirahat saja? Lalu kenapa tidak kamu lakukan? Kepalamu sudah terasa berat. Kamu merasa tidak ada seorangpun yang akan mendengarkan mu. Kamu berfikir semua orang terlalu sibuk dengan dunianya sendiri, dan takkan mungkin menanyakan keadaanmu. Hei kamu terlalu sering membuat prasangka. Akan ada orang yang mungkin mau membantumu, jika kamu mau mengatakannya dan mengabaikan semua prasangkamu itu. Hari ini cukup berat bukan? Kamu harus terbiasa. Tidak ada jaminan bahwa besok akan lebih mudah dari ini. Tidak apa. Ingat, kamu hanya perlu menjalaninya sesuai dengan usaha terbaikmu. Kamu boleh menangis, kesal, kecewa jika semua yang kamu lakukan tidak berjalan dengan lancar. Itu manusiawi. Lepaskan semua pikiran berlebihan itu. Kamu berhak istirahat dengan tenang. Tidur dengan...

Random thought I

 Gedung-gedung ini begitu megah dan menjulang tinggi. Seakan mereka ingin menantang langit. Aku berdiri di depan bangunan yang terlihat amat kokoh sambari mendongak. Sepintas merasa kerdil dan hampa. Namun, bukankah menatap langit selalu membuat tenang? Meski amat terik dan polusi mengudara di seluruh penjuru kota dan tiada awan menggumpal, tetap saja menatap langit biru amat menentramkan. Kemudian, tiba-tiba saja terlintas dipikiran sebuah pertanyaan. Apa aku sanggup menjalani hidup singkat yang terasa panjang dan melelahkan ini sampai akhir?

Do you ever feel sick of being you.......

Sepertinya harus belajar lagi saying no and setting boundaries . . Disaat ini seperti sudah muak menjadi people-pleaser . Saying 'yes' because I am worried about disappointing someone or not being supportive enough to them. I am so fuckin tired of doing that.  Beberapa teman bilang kalau aku 'sungkan' nya udah keterlaluan. Bener-bener ngga tau gimana cara nolak orang, dan berakibat nyusahin diri sendiri. To be honest, I was a real pushover. Tidak tau bagaimana cara membentuk batasan untuk berani menolak, mengatakan apa yang kusuka dan tidak, memutuskan berdasarkan apa yang ku inginkan.  Dulu sempat berpikir kalau selalu meng-iya-kan keinginan orang-orang, it made me easygoing, likeable. Dan selalu meyakinkan diri sendiri kalau "tidak apa-apa jadi baik".  L ittle did I know that it really just made me lost, confused, and pretty unlikable, hanya jika aku benar-benar tidak bisa membuat batasan tersebut .  I think I am being pleasant, agreeable, and drama-free, bu...

An Usual Gift

22 .  Waktu yang lalu, beberapa hal menjadi semakin buruk. Kembali menjadi pemurung. Overthinking yang makin parah dan memusingkan. Jika bisa digambarkan melalui kurva, tingkat kepercayaan diri kian turun drastis, mencapai titik terbawah. Mulai bingung dan menebak-nebak apa yang akan terjadi di masa mendatang nanti. Masih belum mengerti bagaimana cara menikmati hidup dengan rasa penuh bahagia suka cita. Mulai melirik kehidupan orang lain dan membandingkannya. Perasaan stuck di tempat dan masih terdiam di garis start.  Apakah ini yang orang-orang sebut dengan tanda Quarter-Life-Crisis ?  Ataukah ini hanya sisi-sisi negatif dari diri sendiri yang pesimis, anxious , yang kian memburuk dan tak tahu cara mengatasinya?  Yes, it makes me kinda feel bad for myself. Di 23 ini, semoga bisa menghadiahi diri sendiri dengan sebuah perasaan syukur , penerimaan kekurangan diri , penghargaan atas effort yang melelahkan yang telah dijalani, dan berharap tak lagi menjalani kehidu...

Call it Anxiety#Short2

     Saat ini sedang merasa dan menyadari bahwa diri ini semakin penuh dengan sifat dan sikap sikap yang amat toxic. Mulai dari suka mengeluh, slalu berprasangka buruk terhadap orang lain, menghujat, dengki, bahkan memprovokasi orang lain untuk turut membenci apa yang diri ini tidak sukai. Diri ini menjadi sungguh penuh dengan perilaku-perilaku jahat dan bahkan terkesan sangat tak beradab. Semua hal toxic itu memang sudah sangat disadari, namun entah kenapa sikap buruk tersebut telah menjadi seperti candu dan untuk menghilangkannya terasa amat sulit. Mungkin karna beberapa waktu ini pendekatan kepada sang pencipta mulai kendur. Serta juga karna telah menjadi seorang yang kufur nikmat. Dan mungkin sudah saatnya keintiman dengan tuhan harus direkatkan lagi, akhlak harus diperbaiki kembali, dan slalu ingat untuk bersyukur pada Ilahi. Dearest myself, semangat perbaiki diri. Source pic: google.com/inkpainting