Gedung-gedung ini begitu megah dan menjulang tinggi. Seakan mereka ingin menantang langit. Aku berdiri di depan bangunan yang terlihat amat kokoh sambari mendongak. Sepintas merasa kerdil dan hampa. Namun, bukankah menatap langit selalu membuat tenang? Meski amat terik dan polusi mengudara di seluruh penjuru kota dan tiada awan menggumpal, tetap saja menatap langit biru amat menentramkan.
Kemudian, tiba-tiba saja terlintas dipikiran sebuah pertanyaan. Apa aku sanggup menjalani hidup singkat yang terasa panjang dan melelahkan ini sampai akhir?
Sudah berapa banyak hal yang kamu fikirkan malam ini? Sudah berapa banyak hal yang kamu cemaskan dan mengganggumu malam ini? Semuanya menjadi makin sulit untuk kamu kendalikan. Bukankah kamu lelah dan ingin segera istirahat saja? Lalu kenapa tidak kamu lakukan? Kepalamu sudah terasa berat. Kamu merasa tidak ada seorangpun yang akan mendengarkan mu. Kamu berfikir semua orang terlalu sibuk dengan dunianya sendiri, dan takkan mungkin menanyakan keadaanmu. Hei kamu terlalu sering membuat prasangka. Akan ada orang yang mungkin mau membantumu, jika kamu mau mengatakannya dan mengabaikan semua prasangkamu itu. Hari ini cukup berat bukan? Kamu harus terbiasa. Tidak ada jaminan bahwa besok akan lebih mudah dari ini. Tidak apa. Ingat, kamu hanya perlu menjalaninya sesuai dengan usaha terbaikmu. Kamu boleh menangis, kesal, kecewa jika semua yang kamu lakukan tidak berjalan dengan lancar. Itu manusiawi. Lepaskan semua pikiran berlebihan itu. Kamu berhak istirahat dengan tenang. Tidur dengan...
Comments
Post a Comment