“Nanti kalo aku udah gede pingin jadi seperti mbak ah, sabar, dan punya les-les an sendiri dan mau ngajari anak nakal kayak aku hehe”
Sore ini sama seperti sore-sore sebelumnya. Telinga ini sudah tidak asing lagi mendengar celotehan anak-anak kecil yang sedang belajar, bertanya, memanggil-manggil “mbak aku ada pr, bantuin ya…”, “mbak artinya kenouu (know) itu apa?” , “soal ini sulit sekali mbak aku ga bisa…”, “kalo ngasih soal jangan banyak-banyak yaa..” ya begitulah pertanyaan yang sering muncul pada setiap sore yang kujalani. Rutinitas ini terlihat membosankan, tapi percayalah ini sangat menantang! Memahami mereka yang masih kecil sama sulitnya seperti memahami orang dewasa pada umumnya, tentunya ini -sulit- menurut ukuranku. Namun, semenjak bekerja bersama anak-anak kecil membuat diriku tersadar akan hal-hal kecil yang mampu membuat bahagia, ya terkadang ada pula hal-hal “annoying” yang tak terhindarkan yang terjadi hehe. Meskipun begitu, aku bersyukur tuhan.
Banyak sekali cerita saat kuhabiskan sore ku ini bersama anak-anak nakal tapi adorable ini tentunya. Kusibukkan diri dengan mereka, sampai aku pun tak ingat kapan terakhir kali kunikmati senja indah dengan ketenangan dan kesendirian. Ilmuku belum mumpuni, terkadang aku masih kelabakan saat harus mencari-cari jawaban yang tepat untuk pertanyaan mereka yang kuanggap telah kritis. Contohnya beberapa waktu lalu, salah seorang dari mereka bertanya padaku dengan muka dan tingkah polosnya, “mbak kenapa sih kita harus punya cita-cita? Dan apakah cita-cita itu penting mbak kok selalu saja kita ditanyain apa cita-citamu?” jujur saja aku sedikit kaget, biasanya anak kecil ketika ditanya mengenai cita-cita mereka pun langsung menjawab ingin jadi dokter, pilot, guru tanpa mempertanyakan balik alasan kenapa kita kok diminta punya cita-cita. Namun anak ini, yang bertanya, membuatku sadar, membuatku bertanya pada diri sendiri, apa aku dulu punya cita-cita? Dan kalaupun punya, apakah sekarang cita-citaku sudah terwujud? Aku melamun, hingga anak itu segera memintaku untuk memberi tahu jawabannya. Kukatakan dengan gamblang, “kenapa kita harus punya cita-cita? Agar kita punya impian yang akan kita wujudkan saat kita dewasa nanti dek, kalo nanti udah gede kamu pingin jadi apa? Kamu ingin buat apa? Sehingga kalau kita punya cita-cita dari kecil nanti kita bisa mewujudkannya” jawabku sekenanya, entah mungkin penjelasanku masih terlalu sulit dipahami untuk anak kecil atau tidak, tapi jujur aku pun juga bingung hehe. Sometimes, aku pernah berfikir kenapa hidupku seperti ini? Kenapa aku adalah orang yang payah? Mungkin dari jutaan bahkan milyaran orang di dunia ini tak satupun yang akan mau menjadi orang yang seperti diriku huhu. Namun, ketika anak-anak yang mulai mengisi sore-sore ku ini datang dalam hidupku, aku mengerti, bahwa yang kupikirkan itu salah. Setidaknya masih ada yang merasa terinspirasi dan ingin menjadi seperti diriku, meskipun itu anak kecil. Dan aku bersyukur, itu membuatku terus berusaha untuk menjadi yang lebih baik untuk menjadi sebuah contoh dan panutan kecil dalam hidup mereka. I m so proud to teach you, ma students!
I am so blessed to work with children.
Although, sometimes I feel annoyed because of them. But, they constantly show me how beautiful and amazing the simplest things in life can be :)
Comments
Post a Comment