“…when you’re needing your space,
To do some navigating
I’ll here patiently waiting,
To see what you find..” I Wont Give Up- Jason Mraz
Orang yang paling kamu percayai adalah orang yang punya peluang besar untuk membuatmu kecewa. Itulah sebab mengapa aku sukar sekali untuk mempercayaimu karna aku terlalu takut kamu akan mengecewakan. Ah bahkan ketika aku sedang tak mempercayaimu, kamu tetap membuat kecewa. Sebenarnya aku tak menyukai ini, ketika kita terjebak pada pertengkaran yang tidak ada ujungnya. Aku sangat tidak suka berdebat denganmu. Aku tidak suka ngotot untuk membenarkan perkataanku dan menyalahkan segala pemikiran dan pendapatmu. Aku tidak suka mempertahan kan ego ini hingga berujung semakin rumit. Aku tidak suka berkata kasar padamu. Aku tidak suka memohon kepadamu. Akan tetapi obsesiku pada mu terlalu besar hingga membuatku sulit mengendalikan ini semua. Ah ya seharusnya kita lawan masalah, bukan aku lawan kamu. Ketika bibirku kelu mengucapkan ini semua, namun tangan seolah ingin menari-nari menuliskan apa yang bibir tidak bisa katakan. Kamu bilang aku kekanakan, bukan? Baiklah itu benar dan aku membutuhkan mu untuk mendewasakanku. Bukankah itu impas? Lalu mengapa kini kamu bahagia ketika aku berkata sudah bahagia? Padahal dulu kau paling pandai melihat ada yang tidak benar disetiap senyum yang kupaksakan.
Oh dear, ini tulisan bukan untuk memprotesmu. Hanya saja keresahan dalam hati tak mampu kuungkapkan langsung kepadamu. Kau anggap saja ini elegi yang tak berarti. Anggap saja aku sedang berilusi menuliskan ini. Ketika kopimu sudah mulai dingin, lantas kehangatan dalam dirimu pun turut menguap bagai asap rokok yang baru saja kau hembuskan.
Kamu orang yang sangat baik, dear. Tapi kebaikanmu kadang sangat menyakiti hal yang paling sensitive dalam diriku, ya apa lagi kalau bukan hati. Ketika kamu mengulurkan tanganmu untuk menolong wanita-wanita itu, tanpa kau sadari kau telah menginjak tengkuk ku. Kau suruh aku mengerti. Aku mengerti, kau malah seenak sendiri. Aku harus bagaimana?
Orang bilang jangan terlalu berharap, nanti kecewa. Aku rasa itu terlalu berlebihan, orang justru akan kecewa jika ia tidak punya harapan. Dan kamu, membuatku selalu berharap, meski kadang kecewa datang terlebih dahulu sebelum harapan itu sendiri.
"I won't give up on us,
even if the skies get rough
I'm giving you all my love
I'm still looking up.."
To do some navigating
I’ll here patiently waiting,
To see what you find..” I Wont Give Up- Jason Mraz
Orang yang paling kamu percayai adalah orang yang punya peluang besar untuk membuatmu kecewa. Itulah sebab mengapa aku sukar sekali untuk mempercayaimu karna aku terlalu takut kamu akan mengecewakan. Ah bahkan ketika aku sedang tak mempercayaimu, kamu tetap membuat kecewa. Sebenarnya aku tak menyukai ini, ketika kita terjebak pada pertengkaran yang tidak ada ujungnya. Aku sangat tidak suka berdebat denganmu. Aku tidak suka ngotot untuk membenarkan perkataanku dan menyalahkan segala pemikiran dan pendapatmu. Aku tidak suka mempertahan kan ego ini hingga berujung semakin rumit. Aku tidak suka berkata kasar padamu. Aku tidak suka memohon kepadamu. Akan tetapi obsesiku pada mu terlalu besar hingga membuatku sulit mengendalikan ini semua. Ah ya seharusnya kita lawan masalah, bukan aku lawan kamu. Ketika bibirku kelu mengucapkan ini semua, namun tangan seolah ingin menari-nari menuliskan apa yang bibir tidak bisa katakan. Kamu bilang aku kekanakan, bukan? Baiklah itu benar dan aku membutuhkan mu untuk mendewasakanku. Bukankah itu impas? Lalu mengapa kini kamu bahagia ketika aku berkata sudah bahagia? Padahal dulu kau paling pandai melihat ada yang tidak benar disetiap senyum yang kupaksakan.
Oh dear, ini tulisan bukan untuk memprotesmu. Hanya saja keresahan dalam hati tak mampu kuungkapkan langsung kepadamu. Kau anggap saja ini elegi yang tak berarti. Anggap saja aku sedang berilusi menuliskan ini. Ketika kopimu sudah mulai dingin, lantas kehangatan dalam dirimu pun turut menguap bagai asap rokok yang baru saja kau hembuskan.
Kamu orang yang sangat baik, dear. Tapi kebaikanmu kadang sangat menyakiti hal yang paling sensitive dalam diriku, ya apa lagi kalau bukan hati. Ketika kamu mengulurkan tanganmu untuk menolong wanita-wanita itu, tanpa kau sadari kau telah menginjak tengkuk ku. Kau suruh aku mengerti. Aku mengerti, kau malah seenak sendiri. Aku harus bagaimana?
Orang bilang jangan terlalu berharap, nanti kecewa. Aku rasa itu terlalu berlebihan, orang justru akan kecewa jika ia tidak punya harapan. Dan kamu, membuatku selalu berharap, meski kadang kecewa datang terlebih dahulu sebelum harapan itu sendiri.
even if the skies get rough
I'm giving you all my love
I'm still looking up.."
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete