Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2019

Dendam untuk Sebuah Penderitaan

Januari, 2001.       Sipir itu mendorongku dengan keras ke dalam sel. Borgol itu telah dilepas dari tanganku. Para tahanan wanita lain memelototiku dengan mata tajam. Aku menatapnya balik dengan ekspresi datar. Ku sembunyikan segala kebengisan yang telah kuperbuat di dalam wajah ayu dan tatap mataku yang sendu. Tak ada yang berani mengajakku berbicara. Mungkin mereka telah mengetahui bahwa aku telah membunuh seorang lelaki tua. Ya, itulah sebabnya aku berakhir sampai di tempat ini.. • Juli, 2000.       Namaku Siti Nurbaya. Panggil saja aku Aya. Orang-orang kadang juga memanggilku Siti, ataupun Nur. Tapi aku lebih suka jika dipanggil Aya, seperti mas Bahri dulu biasa memanggilku. Kata orang-orang desaku hidupku terlampau beruntung. Punya paras elok, raut muka ayu dan diperistri oleh saudagar kayaraya. Karna sangat langka sekali gadis-gadis di desa ini bisa mempunyai suami seorang saudagar kaya. Ya, orang-orang desa ini masih banyak yang memuja-mujakan uang, materi dan seg